Gereja St. Theresia Sedayu akhirnya kembali dilayani dua romo paroki. Setelah dua-tiga nama romo datang dan pergi, akhirnya pada Jumat (13/7), Paroki Sedayu menyambut kedatangan romo pembantu. Romo tersebut bernama Antonius Hendri Atmoko, Pr, dan berasal dari Sukoharjo, Solo. Resepsi penyambutan dilaksanakan pada jam 19 malam di Aula Paroki.
Romo Hendri Atmoko saat ini sedang menyelesaikan studi S2, dan akan ujian pada bulan Agustus nanti. Sedang studi licenciat direncanakan akan selesai tahun 2019. Untuk menyelesaikan pendidikan tersebut maka ia harus bolak-balik ke Kentungan.
Romo Hendri memilih moto tahbisan “Illuminatio mea,” Tuhanlah terangku. Karena baginya semua adalah berkat dan rahmat dari Tuhan. Dan menjadi seorang romo berarti menjadi jembatan antara umat dan Tuhan. Jembatan ini akan terwujud hanya dalam pelayanan yang murah hati. Maka tahbisan imamat bukan akhir, namun awal pelayanan.
Romo Yohanes Triwidianto, dalam sambutannya mengatakan bahwa kedatangan Romo Hendri adalah jawaban atas harapan umat. Keuskupan ketika akan menunjuk tentu memiliki banyak pertimbangan. Dan akhirnya Paroki Sedayu bersyukur atas karunia ini. Tuhan, lewat Bapak Uskup, mendengar doa umat.
Romo Tri kemudian menjabarkan makna struktur bentangan area gereja Sedayu. Ada bangunan gereja di atas, kemudian aula yang agak dibawah dan pasturan ada di bawah aula. (Yang umum terjadi adalah aula ada dibawah pasturan.) Aula adalah tempat umat berdinamika. Aula, kantor dan ruang rapat menjadi tempat untuk pertemuan-pertemuan, dan badminton pada malam hari.
Struktur ini bermakna bahwa pasturlah yang menjadi penyangga semua aktifitas umat. Pesannya adalah layanilah satu sama lain. Juga termasuk dewan pleno. Dewan pleno adalah tim yang melayani umat.
Di sela-sela sambutan dalam acara ini ada pentas musik orkestra, paduan suara Lingkungan Blendung dan anak-anak PIA.