Keluarga adalah Porta Fidei, pintu kepada iman dan pintu keselamatan, sebuah gereja mini dan sel dari masyarakat yang menjadi awal dan benteng terakhir dari kehidupan iman dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal tersebut dilandasi dengan komitmen pasangan suami istri (pasutri) untuk saling setia dan mengasihi. Namun bagaimana dengan suami dan istri yang terjebak dalam rutinitas hidup sehari-hari? Lantas bagaimana kita menghidupkan kembali cinta yang mulai meredup ?
Salah satu cara sederhana memininalisir konflik tersebut adalah sebuah pembaharuan. Penyegaran Janji Perkawinan adalah sebuah pembaharuan pasutri untuk tetap memegang komitmen untuk setia dan saling mencintai pasangan dalam untung dan malang. Melalui prosesi ini, janji-janji pernikahan diperbaharui dan disegarkan kembali. Menumbuhkan kembali cinta yang meredup.
Setiap bulan pada Minggu ketiga, Gereja St. Theresia Sedayu akan rutin mengadakan Penyegaran Janji Perkawinan bagi pasutri yang berulang tahun di bulan yang bersangkutan. Pada bulan Oktober ini ada 3 pasutri yang berulang tahun pernikahan dan mengikuti Prosesi Penyegaran Janji Perkawinan adalah:
1. Petrus Kuwajar-Christina Kasilah dari Lingkungan Yohanes Pembabtis Gubug, usia pernikahan 30 tahun,
2. Fransiskus Setiyono-Caecilia Ngatilah dari Linkungan Markus Semampir , usia pernikahan 40 tahun,
3. Leo Agung Wahyuno-Benedikta Sri Martati
40th dari Linkungan St. Mikael Blendung, usia pernikahan 40 tahun.
Penyegaran janji perkawinan bertujuan menyegarkan kembali spirit berkeluarga bagi suami dan istri yang terjebak dalam rutinitas hidup sehari-hari. Tujuan akhirnya supaya mereka mengingat dan menghayati esensi sebuah keluarga dan meretas kembali jalan keluarga bahagia. Semoga Tuhan selalu mengulurkan tangan agar perjalanan perkawinan kita langgeng, sampai maut memisahkan.
Oleh: Angela Fertilisty, Tim Pendamping Keluarga