RENUNGAN BKSN PERTEMUAN KETIGA: “YESUS SAHABAT BAGI MEREKA YANG MENDERITA” - Gereja Santa Theresia Sedayu
Loading...
BKSN

RENUNGAN BKSN PERTEMUAN KETIGA: “YESUS SAHABAT BAGI MEREKA YANG MENDERITA”

Pada pertemuan ketiga ini, kita akan merenungkan mengenai perumpaman tentang orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:25-31). Perumpamaan ini mengajak kita untuk menggali lebih dalam apa makna ungkapan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Orang Samaria dalam perumpamaan ini adalah model sahabat bagi semua orang, tanpa memperhitungkan batas suku bangsa, penampakan fisik dan kelas sosial. Selain itu, ia juga menjadi model sahabat yang mau mengorbankan diri dan memberikan apa yang dimiliki untuk keselamatan orang yang menderita. Sikap dan reaksi orang Samaria itu secara tidak langsung mencerminkan sikap dan reaksi Yesus kepada kita ketika sedang mengalami penderitaan. Di sini, Yesus hadir sebagai sahabat bagi mereka yang sedang menderita dan membutuhkan.

Kisah Hidup

Dodi adalah seorang remaja yang aktif. Di jenjang pendidikan SMA, ia menjadi ketua OSIS. Ketika memasuki jenjang perkuliahan, ia sejak awal sudah terlibat dalam organisasi kemahasiswaan. Di tahun kedua, Dodi berani mengajukan diri untuk menjadi bakal calon ketua perhimpunan mahasiswa fakultas. Di tahun itu juga, Eni, adik kelas Dodi di SMA, bergabung di fakultas yang sama. Keduanya kemudian resmi berpacaran.

Sejak kelas 12, Dodi sudah mendekati Eni. Eni adalah gadis yang cantik. Sayangnya, keluarganya kurang beruntung. Karena suatu cacat genetik, beberapa anggota keluarga Eni mudah mengalami depresi. Eni merasa Dodi adalah teman yang bisa mengerti keadaan dirinya. Karena itu, ia mengikuti jalur pendidikan Dodi.

Setelah berproses, karir organisasi Dodi kelihatan mulai jelas. Hanya ada dua kandidat calon ketua perhimpunan mahasiswa fakultas yang lolos seleksi. Salah satunya adalah Dodi. Dodi tentu gembira. Ia mulai menggalang dukungan. Namun, entah mengapa semuanya menjadi sulit. Orang yang semula mendukungnya, tiba-tiba menghindar, atau menunda memberikan kepastian dukungan.

Berita buruk soal hilangnya dukungan Dodi, sampai ke telinga Eni. Mental Eni jatuh karena terus memikirkan Dodi. Ia akhirnya cuti kuliah dan menjalani perawatan kejiwaan. Ujian bagi Dodi belum berhenti. Ternyata hilangnya dukungan terhadap dirinya disebabkan oleh berita yang menyebutkan bahwa dirinya hanyalah tokoh titipan. Kemudian, muncul lagi rumor cutinya Eni karena kekerasan yang dilakukan Dodi.

Suatu pagi, ketika memasuki parkiran motor, Dodi mengalami musibah. Ia terjatuh karena tidak fokus dalam berkendara. Pikirannya tidak fokus karena ia terganggu oleh isu yang menerpa dirinya, mengenai ia sebagai tokoh titipan dan isu kekerasan terhadap Eni.

Sebenarnya, banyak orang yang ada di parkiran itu, tetapi mereka tidak menghiraukannya. Tiba-tiba, dari belakang Dodi terulur tangan yang mengangkat motor yang roboh. Tangan itu menarik Dodi untuk berdiri.

“Terima kasih, siapa Anda?” tanya Dodi kepada pria misterius itu. Pria misterius itu diam. Ia memarkirkan motor Dodi dan membantu Dodi berjalan menuju kelas.

“Sekali lagi terima kasih. Tapi tolong … beritahu aku siapa Anda,” kata Dodi penuh keingintahuan.

“Teman lama, masak kamu sudah lupa,” kata pria misterius itu. “Maaf, aku sudah terlambat.” Pria itu pun berlari dan hilang di persimpangan selasar gedung.

Dodi kemudian mengunjungi Eni yang sedang menjalani penyembuhan di rumah. Dodi menceritakan orang misterius yang telah menolong dirinya.

“Kadang kebaikan yang tulus sama sekali tidak mengharap balasan. Ucapan terima kasih dan senyuman, sudah lebih dari cukup baginya. Mungkin orang misterius ini sedang mencari kesempatan untuk melakukan perbuatan baik yang sempurna, kebaikan yang takkan terbalas. Bisa jadi Tuhan sendiri yang mengetuk hati orang misterius ini untuk memberikan contoh bagi kita,” kata Eni.

Pertanyaan

  1. Sebutkan kemalangan-kemalangan yang sedang menimpa Dodi.
  2. Apa yang dilakukan seorang pria misterius kepada Dodi?
  3. Menurut Anda, perbuatan baik pria misterius kepada Dodi itu tulus atau memiliki pamrih? Mengapa demikian?

Bacaan Kitab Suci: Lukas 10: 25-37

Renungan Singkat

Paus Fransiskus dalam khotbahnya tentang perumpamaan ini mengatakan, “Imam dan orang Lewi, melihat tetapi bersikap masa bodoh. Mereka melihat, tetapi tidak menawarkan bantuan. Namun, tidak ada ibadah sejati jika ibadah tersebut tidak diungkapkan dalam pelayanan kepada sesama. Janganlah kita pernah lupa hal ini: Di hadapan penderitaan banyak orang yang lelah karena kelaparan, kekerasan, dan ketidakadilan, kita tidak dapat hanya berdiri sebagai penonton.”

Pertanyaan selanjutnya bagi kita. Kalau begitu, siapakah sesama kita, dan apa yang seharusnya kita lakukan kepada mereka sebagai sesama?

Bertitik tolak dari perumpamaan Yesus ini, sesama bukan hanya tetangga di sekitar rumah kita atau orang yang kita kenal, melainkan siapa saja yang kita jumpai dalam kondisi dan pengalaman hidup mereka. Mereka bisa saja orang asing yang kita tolong, orang yang kita beri semangat hidup, atau bahkan orang yang membenci kita tetapi kita doakan.

Sesama yang kepadanya kita dipanggil untuk mengasihi, sering kali bukanlah pilihan kita, melainkan yang dipilihkan Allah bagi kita.

Doa

Tuhan, kami sadar bahwa kami adalah ciptaan yang lemah dan tidak bijaksana. Tuhan, bukalah hati dan pikiran kami supaya kami bisa mengerti kehendak-Mu. Supaya kami bisa memandang lebih banyak hal dengan semangat belas kasih-Mu. Supaya kami bisa mengesampingkan rencana-rencana kami dan mengutamakan semangat kasih-Mu. Supaya kasih-Mu menjadi dasar kami dalam berbuat dalam hidup sehari-hari. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *