Dalam pertemuan kedua ini akan dibahas kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan (Yoh. 11:1-45). Pada pokoknya, kisah ini berbicara tentang salah satu mukjizat Yesus, yaitu membangkitkan orang mati. Namun, selain berbicara tentang mukjizat, kisah ini juga berbicara tentang sebuah keluarga yang mengalami penderitaan dan kesedihan karena kehilangan anggota keluarga yang terkasih (yaitu karena kematian).
Marta dan Maria, para saudari Lazarus, harus menerima kenyataan ditinggalkan oleh saudara mereka. Apa yang dialami oleh keluarga Betania ini dapat mencerminkan kondisi yang dialami banyak keluarga sekarang ini.
Kisah Hidup
Sisil berasal dari keluarga yang saleh. Kedua orang tuanya sangat menyayangi Sisil, demikian juga Sisil menyayangi orang tuanya. Bagi Sisil, ayahnya adalah pahlawan hidupnya karena ayahnya selalu mendampingi perjalanan akademik Sisil. Dahulu, ketika masih SD, ayahnya dengan sabar mengajari Sisil cara membaca, menulis, dan berhitung, sedangkan ibunya mengajari Sisil bagaimana menjadi gadis yang bermartabat.
Secara ekonomi, keluarga ini kecukupan. Keluarganya memiliki usaha peternakan dan warung kelontong. Namun, pandemi Covid-19 memukul usaha yang dimiliki keluarga ini. Beruntung, sejak awal ayah Sisil sudah memikirkan skenario pembiayaan pendidikan Sisil. Hampir dipastikan bahwa dana untuk pendidikan Sisil sampai menyelesaikan kuliah sudah tersedia.
Namun, sayangnya pandemi berlangsung lebih dari setahun. Dengan berat hati ayah Sisil memberhentikan semua karyawannya. Keputusan ini tidaklah mudah. Nasib karyawan-karyawan yang tak lagi bekerja ini membebani pikiran ayah Sisil. Lama kelamaan, ayah Sisil jatuh sakit dan Tuhan menghendaki ayah Sisil untuk kembali kepada-Nya.
“Bu, mengapa Tuhan mengambil ayah dariku? Tuhan tidak adil,” kata Sisil sambil menangis. Ia amat berduka ditinggal ayahnya.
“Nak, Ibu tak bisa memberi jawaban. Namun Ibu yakin ini adalah jalan terbaik untuk kita. Kita hanya bisa berpasrah pada kehendak Tuhan,” kata ibu Sisil.
Keluarga ini memang sudah membiasakan diri untuk hidup berserah pada Tuhan. Sisil dan ibunya berproses untuk kembali bangkit. Pagi sampai siang, Sisil bersekolah dan ibunya mencoba menjalankan usaha sendirian. Pada malam hari, keduanya membaca Kitab Suci dan berdoa. Agar tidak larut dalam kesedihan, pada malam hari, Ibu Sisil membacakan kisah-kisah inspiratif untuk anaknya.
Lama kelamaan Sisil dan ibunya sampai pada kesadaran bahwa kasih Tuhan tentu begitu besar kepada mereka. Dan peristiwa kepergian ayah Sisil tak mengurangi besarnya kasih Tuhan ini.
Pertanyaan
- Bagaimana kondisi ekonomi keluarga orang tua Sisil di awal kisah?
- Bagaimana hubungan yang terjalin di dalam keluarga orang tua Sisil?
- Apa dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian keluarga orang tua Sisil?
- Apa dampak meninggalnya ayah Sisil terhadap kehidupan Sisil dan ibunya?
- Usaha apa yang dilakukan Sisil dan ibunya untuk keluar dari keterpurukan?
Bacaan Kitab Suci: Yohanes 11: 1-45
Renungan Singkat
Dalam kisah di atas, Yesus datang dan hadir di tengah keluarga untuk membangkitkan dan menghidupkan. Selain untuk membangkitkan Lazarus yang meninggal, maksud kedatangan Yesus adalah untuk menghidupkan dan menggembirakan kembali keluarga Betania yang sedang terlilit oleh kesedihan.
Tidak mudah bagi keluarga yang mengalami bencana dan kesedihan untuk bangkit kembali. Dalam kondisi seperti ini, mengandalkan daya kekuatan sendiri untuk bangkit adalah hal yang sungguh sulit. Para motivator memang selalu menekankan pentingnya bangkit lagi dengan memberdayakan kekuatan dalam diri sendiri. Namun, ketika daya dan kekuatan sudah tinggal sisa-sisanya saja, bagaimana mungkin orang bisa bangkit dengan mengandalkan sisa-sisa kekuatan tersebut? Karena itu, kehadiran Tuhan melalui utusan-Nya, entah orang lain ataupun hal-hal lainnya, menjadi sangat penting. Paling tidak untuk memberikan penghiburan dan semangat sehingga kekuatan untuk bangkit bisa muncul dalam diri.
Sekali lagi, dari sini kita dapat menduga bahwa kedatangan Yesus memiliki fungsi membangkitkan, bukan hanya Lazarus, melainkan juga Marta dan Maria berkenaan dengan semangat hidup mereka berdua.
Doa
Tuhan, Engkaulah asal dan tujuan hidup ini. Bagi-Mu, semua pikiran dan kehawatiran yang ada di pikiran dan hati kami, bukanlah persoalan yang besar. Namun Tuhan, kami ini makhluk lemah. Apa yang kami pikirkan dan kami khawatirkan, tetap akan mempengaruhi kehidupan kami. Oleh karena itu, Tuhan, datanglah kepada kami ketika kami tengah tertimpa kemalangan. Dengarkanlah ratapan kami ketika kami berduka. Kuatkan kami ketika kami kehilangan pegangan hidup. Berilah nasihat ketika kami sedang bimbang. Dan bukalah pikiran dan hati kami supaya kami sadar bahwa Engkau selalu menyertai kami. Amin.