Meneladan Maria Bunda yang Dikandung Tanpa Noda - Gereja Santa Theresia Sedayu
Loading...
Artikel

Meneladan Maria Bunda yang Dikandung Tanpa Noda

Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda– Setiap tanggal 8 Desember, umat Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Mengapa dikatakan sebagai hari raya? Bukannya hari raya umat Katolik itu pada saat hari raya Natal dan juga Paska? Apalagi peringatan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda terjadi dalam masa Adven.

Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda merupakan hari raya umat Katolik, untuk merayakan dikandungnya Maria tanpa dosa. Hal ini dinyatakan oleh Paus Pius IX, pada tanggal 8 Desember 1854. Paus Pius IX sendiri mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Ineffabilis Deus).

Meski hari raya ini berada pada masa liturgi Adven, dimana umat Katolik sedang menyongsong kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Dikandung Tanpa Noda, memiliki makna Maria yang dikandung dalam rahim ibunya, yaitu Santa Anna.

Sesungguhnya, Hari Raya Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda perayaan Maria Imakulata, sudah dirintis oleh Gereja Timur dan menjadi tradisi dalam ritus Latin pada tanggal 8 Desember, sejak ditetapkan pada tahun 1476 oleh Paus Sixtus IV. Definisi dogmatis tentang Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda baru diterbitkan oleh Paus Pius IX melalui konstitusinya, yaitu Ineffabilis Deus, pada tanggal 8 Desember 1854.

Dogma ini memberi penegasan bahwa, sejak pertama dikandungnya, Perawan Maria yang terberkati, karena rahmat dan hak istimewa Tuhan Yang Mahakuasa, dan mengingat jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dibebaskan dari segala noda dosa asal.” Dogma Dikandung Tanpa Noda tidak sama asal dan tidak boleh dikacaukan dengan keperawanan kekal Maria atau kelahiran Yesus dari perawan; sebab dogma ini mengacu pada konsepsi Maria dari sang ibu, yaitu Santa Anna, dan bukan konsepsi Yesus.

Konsili Trente (1546) menyatakan bahwa berkat karunia , Maria sepanjang hayatnya bebas asal segala dosa, termasuk dosa ringan (Bdk. DS 1573). tetapi, hal itu bukan berarti bahwa bunda Maria tidak lagi memerlukan penebusan dosa, melainkan bahwa Maria telah ditebus sejak waktu pertama keberadaannya di muka bumi.

Pada Fulgens corona (butir 10), Paus Pius XII menegaskan kembali konsepsi tersebut dengan menyatakan: “Siapa yang berani meragukan bahwa dia yang lebih murni berasal para malaikat dan selalu murni, setiap waktu, bahkan untuk waktu yang paling singkat, tidak bebas berasal setiap noda dosa?”

Dalam ajaran iman serta moral Gereja mengatakan bahwa: Allah tidak dapat bersatu dengan dosa (Stanislaus Surip, 2007). Maria mengandung Putera Allah dari Roh Kudus. Sehingga, Maria harus menyediakan rahim yang tidak bernoda. Dosa asal maupun dosa eksklusif membuat Maria dikandung tanpa noda. Hal ini bukan terjadi karena berasal dari pihak orang tuanya, melainkan dari, atas serta sang kehendak Allah sendiri. Bahkan orang tua Maria, tetaplah orang berdosa dan memiliki dosa asal.

Dalam hal keteladanan, ada beberapa hal yang perlu kita teladani dari Bunda Maria. Yang pertama, hal yang berkaitan dengan rasa takut. Sebagai seorang manusia, siapa yang tidak takut. Maria pun mengalami hal demikian, karena Maria juga seorang manusia biasa. Yang perlu kita teladani ialah iman yang dimiliki oleh Maria. Ketakutan Bunda Maria sirna oleh karena Bunda Maria memiliki iman yang besar kepada Allah.

Yang berikutnya adalah iman. Pada dasarnya, iman merupakan rahmat Allah sendiri. Namun, iman tidak akan bernilai dan tidak akan bebuah jika hanya melulu dari Allah tanpa respon dari manusia. Dengan demikian, Maria adalah lambang dari setiap manusia yang mau mendengarkan, merenungkan, serta melaksanakan perintah Allah. Maka kepada Maria dihadiahkan buah hingga seratus kali lipat, yaitu suci dan tidak bernoda sejak Maria ada di Bumi ini hingga wafatnya.

Marilah kita meneladan iman Bunda Maria, menjadi hamba yang taat bagi Allah, Tuhan kita. Mau mendengarkan, merenungkan, serta melaksanakan sabdaNya, melakukan segala perutusan kita seturut kehendakNya. Hingga pada saatnya nanti, kita semua layak memperoleh mahkota kehidupan dari Allah, Tuhan kita. (Andy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *