Kabupaten Bantul, sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ikut berupaya mewujudkan kehidupan yang harmonis. Karena keragaman adalah takdir Tuhan, sehingga harus bisa diterima, keharmonisan dalam keragaman secara ikhlas. Oleh karena itu masyarakat perlu diedukasi tentang Pancasila. Demikian kata H. Abdul Halim Muslih, Wakil Bupati Bantul, Rabu (11/3) di Wisma Mgr Suharyo, Dusun Sedayu, Kecamatan Sedayu, Bantul, dihadapan tokoh umat yang beragama Katholik se-Paroki Sedayu. H. Abdul Halim Muslih tampil bersama Timbul Harjana, anggota DPRD Bantul asal Sedayu.
Menurut Abdul Halim Muslih, dalam Alquran terdapat ayat yang mewajibkan umatnya untuk menghargai kebinekaan. Para nabi lain juga mengajarkan kasih sebagai perpanjangan kasih Tuhan. Oleh karena itu, ketika terjadi beberapa kejadian intoleransi di Kabupaten Bantul, menjadi tantangan bagaimana menangani peristiwa tersebut secara baik. Dalam hal toleransi memang ada pihak-pihak yang memiliki pandangan yang berbeda. Oleh karena itu perlu penjelasan bahwa keharmonisan antar warga adalah kewajiban. Dan intoleransi harus dihadapi bersama dengan optimisme. Intoleransi juga bisa dihadapi dengan peningkatan pengetahuan. Karena ditengarai bahwa pelaku dan yang terhasut dalam intoleransi adalah mereka yang pengetahuannya terbatas.
Persatuan adalah sesuatu yang penting bagi sebuah bangsa. Pembangunan apa pun tanpa sistem sosial yang mendorong perdamaian bisa menjadikan sebuah negara seperti Suriah, hancur dalam sekejab. Maka, persatuan dan kesatuan adalah sesuatu yang utama. Suriah menjadi kacau karena tidak ikhlas menerima takdir Tuhan tentang kebinekaan. Oleh karena itu pembangunan harus bertumpu pada keadilan, pada pemerataan ekonomi.
Abdul Halim Muslih juga menyoroti soal tata guna lahan, terutama soal tempat ibadah, karena Bantul saat ini tengah mewacanakan moratorium tempat ibadah. Kabupaten Bantul luasnya 500 km persegi dengan jumlah penduduk 1 juta jiwa. Sementara profinsi DIY membutuhkan tempat-tempat produktif untuk mendukung pembangunan. Untuk tempat ibadah mesjid, di Bantul ada 18.000 mesjid yang tersebar di 9.000 dusun, atau 2 mesjid tiap dusun. Abdul Halim Muslih melempar pertanyaan bahwa yang dibutuhkan itu ibadah atau tempat ibadahnya. Karena untuk mendukung pembangunan lebih diutamakan tempat produktif sepanjang tempat ibadah sudah mencukupi.