Sakramen Penguatan adalah sakramen yang membantu penerimanya untuk menjadi semakin dewasa, terutama pendewasaaan tingkah laku. Demikian kata Mgr Robertus Rubiyatmoko, Uskup KAS dalam Ekaresti penerimaan Sakramen Krisma, Minggu (15/7) di Gereja St. Theresia Sedayu, Bantul. Pada hari tersebut, diterimakan minyak Krisma kepada 140 umat.
Mgr Rubiyatmoko mengatakan bahwa salah satu wujud pendewasaan perilaku adalah mau ambil bagian dalam tugas-tugas gereja. Semakin aktif dallam kehidupan menggereja. Dalam penerimaan Sakramen Penguatan, yang diterima adalah Roh Kudus. Setelah menerima Roh Kudus diharapkan umat mampu menjadi pewarta kabar sukacita. Seperti Nabi Amos, seorang penggembala kambing domba, yang diutus Allah menjadi nabi di daerah utara, yaitu Israel. Tak ada pilihan lain bagi Amos kecuali berangkat.
Maka jika Tuhan menghendaki umat-Nya menjadi pewarta, tidak ada pilihan lain kecuali berangkat. Mengutip bacaan Injil, Mgr Rubiyatmoko mengatakan bahwa Yesus mengutus muridnya berdua-dua. Yesus tidak mengutus muridnya sendiri-sendiri karena dengan berdua maka akan ada hubungan saling menolong, saling membantu dan saling mengingatkan. Tuhan menginginkan umat-Nya saling membantu. Maka penerima Sakramen penguatan juga mendapatkan wali penguatan. Wali penguatan akan menolong orang tua untuk mendampingi penerima Sakramen Penguatan. Sehingga penerima sakramen Penguatan mampu menghidupi Iimannya dari waktu ke waktu. Salah satu cara mendampingi adalah dengan memberi teladan kehidupan.